Satu hal yang jarang diketahui umum, gerakan paganis Yahudi
yang juga disebut sebagai kaum Talmudian ini merupakan gerakan untuk
menghancurkan semua agama langit. Taurat Musa mereka ganti dengan Talmud;
Ajaran Nabi Isa a.s. dikotori dengan tangan Paulus, Yahudi dari Tarsus; dan ke
dalam Islam mereka menyusupkan Abdullah bin Saba’, Yahudi dari Yaman yang
mengaku-aku sebagai pembela keluarga Ali r.a. dan mengajarkan pengikutnya agar hanya
mencintai Ali r.a. dan mengecam ketiga sahabat Nabi SAW lainnya seperti Abu
Bakar r.a., Umar bin Khattab r.a., dan Ustman bin Affan r.a.
Mereka ini memiliki dendam kesumat terhadap Gereja yang
telah menumpas para tetua mereka pada tahun 1307. Sebab itu mereka berupaya
agar Gereja bisa ditundukkan dan menjadi pelayan kepentingan mereka. Salah satu
bukti adalah surat balasan dari Rabi Yahudi di Konstantinopel kepada warga
Yahudi yang tinggal di Arles, Perancis, yang menyatakan, “Jadilah kamu pemeluk
Kristen, namun tetaplah pelihara Talmud di dalam hatimu. Agar kamu bisa
menghancurkan mereka dari dalam…”
Konspirasi mereka tetap berjalan dengan penuh kerahasiaan.
Satu persatu negeri-negeri besar jatuh dalam cengkeraman mereka. Dari daratan
Eropa, mereka menjangkau Amerika, dan juga seluruh dunia. Sejarah dunia yang
kita kenal sekarang merupakan hasil kerja mereka. Hanya saja, sejarah resmi
tidak pernah mencatat bahwa semua ini merupakan hasil dari kerja keras mereka,
karena industri penulisan dunia pun dimiliki oleh jaringan mereka.
Peperangan atau konflik berskala luas merupakan ‘barang
mainan’ kaum Konspirasi sejak lama. Berbagai revolusi besar dunia seperti
revolusi Inggris dan Perancis, memang sengaja dirancang oleh mereka. Bahkan
banyak literatur menyatakan jika Jenderal Albert Pike, seorang Jenderal AS
dalam Perang Saudara yang gemar dengan segala sesuatu yang bersifat mistis,
jauh-jauh hari telah merancang skenario perang dunia sampai tahap Perang Dunia
II yang dirancangnya terjadi di abad millennium ketiga ini.
Memasuki abad ke-21, setelah menggelar Konferensi Zionis
Internasional I di Basel, Swiss, pada tahun 1897, yang mengesahkan Protocolat
Zionis sebagai agenda bersama gerakan Konspirasi untuk menguasai dunia. Emas
dan propaganda merupakan dua komponen utama yang dipergunakan sebagai senjata
kelompok ini.
Nyaris seluruh Eropa telah berada dalam cengkeraman
kuku-kuku mereka. Demikian pula dengan Amerika Serikat. Namun mereka
menghendaki agar Eropa bisa didesain ulang sesuai dengan kepentingan mereka,
yakni Eropa yang tidak bersatu dan penuh konflik di dalamnya. Sebab itu,
pecahlah Perang Dunia I yang disusul pula dengan Perang Dunia II. Kedua perang
besar dengan korban puluhan juta nyawa manusia ini diangap berhasil guna
mendesain ulang peta politik dan perekonomian dunia.
Pasca Perang Dunia II, mesin propaganda Konspirasi
menanamkan kepada otak seluruh manusia—terutama Barat—bahwa bangsa Yahudi telah
dibuat begitu menderita dalam perang tersebut dengan terjadinya upaya
pembasmian etnis Yahudi yang dilakukan Nazi Jerman. Tragedi Holokous dijadikan
berhala baru dalam peta politik dunia di mana tidak seorang pun boleh
mempertanyakan keabsahannya. “Dengan adanya mitos holokous ini, Barat yang
dibuat merasa begitu berdosa diperas habis-habisan oleh kekuatan ini, ”
demikian Prof. Norman G. Finkelstein dalam bukunya “The Holocoust Industry”.
Bangsa Yahudi pun telah berhasil mendirikan “Negara” di atas
tanah milik bangsa Palestina dengan dukungan lobi politik Negara-negara Barat.
Guna melicinkan jalan menguasai dunia, maka Konspirasi
mendirikan sebuah badan super power yang seluruh kebijakannya berada dan
berlaku di atas kebijakan negara-negara yang ada yaitu Perserikatan
Bangsa-Bangsa (United Nations). PBB didirikan di San Francisco, AS, pada 24
Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington, DC. Sidang Umum
yang pertama, dihadiri wakil dari 51 negara, berlangsung pada 10 Januari 1946
di London. Sebelumnya PBB ini bernama Liga Bangsa-Bangsa.
Badan Internasional ini diperlengkapi dengan lembaga-lembaga
di bawahnya yang mencakup hampir semua bidang kehidupan manusia di bumi ini,
seperti kesehatan (WHO), pangan (FAO), perbankan atau perekonomian (World Bank
dan IMF), dan sebagainya. Sesungguhnya, PBB ini merupakan satu rintisan ke arah
tatanan dunia baru yang menghendaki adanya satu super pemerintahan yang berhak
mengatur negara-negara lainnya.
Dalam perjalanannya, PBB terbukti menjadi alat bagi
kepentingan imperialisme Barat terhadap negeri-negeri selatan. Dalam segala
hal, PBB senantiasa mengambil kebijakan yang menguntungkan kaum Konspirasi.
Jika pun ada resolusi yang keluar bagi Israel, misalnya, maka hal tersebut
hanyalah sebuah resolusi di atas kertas yang tidak memiliki dampak apa pun
terhadap Israel. Namun jika ada satu saja resolusi PBB bagi negeri-negeri
Islam, maka resolusi itu wajib dipatuhi dan dilaksanakan, bahkan jika perlu
dengan ancaman senjata dari negara besar seperti AS dan sekutunya.